Monday, February 15, 2016

Ekstasi Awalnya Diproduksi Untuk Obat Diet?

Apa yang Anda pikirkan ketika mendengar kata 'ekstasi'? Obat terlarang yang berbahaya? Apa jadinya kalau ekstasi digunakan untuk diet alias menurunkan berat badan? Jangan kaget dulu, karena sejarah awal produksi ekstasi memang digunakan sebagai obat untuk menurunkan berat badan.

Ekstasi muncul pertama kali di tahun 1960-an, tapi waktu itu namanya bukan ekstasi. Ekstasi ini pertama kali dibuat oleh perusahaan farmasi E. Merck, dengan nama MDMA alias metilindioksimetamfetamin.

Tujuan diproduksinya pil ini apalah ini, saat itu adalah sebagai pil diet alias untuk menurunkan berat badan. Ternyata efek yang ditimbulkan dari pil ini, salah satunya dalah bisa menurukan nafsu makan, dengan cara menaikkan kadar glukosa dalam darah, persis seperti cara kerja phenylalanine (asam amino yang bisa menekan nafsu makan secara alami) yang terkandung dalam ineks herbal. Tapi karena efek sampingnya yang berbahaya, MDMA dilarang untuk  diproduksi lagi walaupun untuk kepentingan kesehatan.

Berikut adalah jenis jenis ekstasi yang diketahui :

Crown, pil berwarna putih dengan gambar mahkota (crown)
Euro, muncul di awal 2002
Mitsubishi, kebanyakan beredar di Inggris. Beberapa diantarany ada yang mengandung Ketamine, obat untuk kuda 
Medusa atau Versace
Motorola, pil dgn simbol merk hp Motorola
VW, dikabarkan sebagai jenis yang paling populer




Efek negatif MDMA adalah menstimulasi susunan saraf pusat. Itu bisa menimbulkan eforia, rileks, daan percaya diri. Selain itu, si pemakai juga bakal hiperaktif, banyak bicara, dan tidak bisa berdiri dengan tenang karena selalu ingin bergerak.

Pengaruh lain dari penggunaan ekstasi adalah menaikkan 'apresiasi' si pemakai terhadap musik, khususnya yang bervolume tinggi dan ritme cepat, ini bisa ngimbangin efek hiperaktif pas abis make ekstasi. Itu lah sebabnya, ekstasi disebut sebagai pil ajaib para clubbers yang dikenal awal tahun 1990-an.

Orang yang sudah keterantungan pada MDMA juga gampang kebingungan dan sulit berkonsentrasi untuk waktu yang lama. Lamanya tergantung dari jenis yangg dikonsumsi. Ada yang hanya lima menit, bahkan hingga 6 jam! Beberapa penelitian tentang efek samping ekstasi, membuktikan bahwa ekstasi bisa menghambat produksi serotonin, yang bisa memicu timbulnya rasa depresi. Selain itu, ekstasi juga bisa menurunkan daya tahan tubuh, karenanya para pemakai pil ini kerap sakit-sakitan, seperti influenza.

Jika mengalami overdosis, rasa eforia alias bahagia berlebihan tadi berubah jadi perasaan panik. Si pemakai bakal sangat kebingungan dan tiba-tiba bertindak agresif. Ini dia efek yang dikenal sebagai ketagihan alias kecanduan. Beberapa diantaranya bisa mengalami pingsan bahkan koma, detak jantung meningkat tinggi dan takteratur yang bisa memicu serangan jantung. Dan akhirnya, pemakai bisa meninggal gara-gara gangguan pernapasan atau serangan jantung. 

Mengingat banyaknya efek negatif penggunaan ekstasi sebagai pil diet, maka penggunaan ekstasi pun kini dilarang untuk alasan apapun. Namun, masih saja ada banyak pihak yang menggunakan pil ini. Semoga generasi muda bangsa ini akan selalu terhindar dari bahaya narkoba apapun jenisnya ya!
Previous Post
Next Post

post written by:

0 comments: