Bisa dikenal hingga ke luar negeri adalah impian bagi banyak musisi. Selain karena karya-karya mereka bisa lebih dikenal dan diapreasi , hal tersebut tentu dapat menjadi kebanggan tersendiri. Banyak sekali musisi Indonesia yang mencoba peruntungannya di luar negeri. dan kini telah dikenal di dunia Internasional.
Tanpa banyak yang tahu, 10 orang Indonesia ini berhasil eksis sebagai musisi dengan menjadi anggota band di luar negeri.Karya-karya mereka juga sudah menggaet banyak fans dan meraih berbagai penghargaan tingkat internasional. Siapa saja mereka? Berikut adalah 10 orang Indonesia yang eksis menjadi anggota band di luar negeri.
Karina Utomo (High Tension)
Dari namanya saja kita sudah bisa menebak bahwa Karina Hutomo adalah orang Indonesia asli. Karina Utomo memang lahir dan tumbuh di Indonesia. Setelah dewasa, Karina dan keluarganya memutuskan pindah ke Canberra.
Sebelumnya Karina dan adiknya Nugie Nugroho membentuk band punk bernama Young & Restless pada tahun 2005. Y&R mendapat apresiasi dari publik Australia setelah memenangkan sebuah festival indie di sana. Namun sayangnya Y&R harus bubar pada tahun 2009.
Setelah band tersebut bubar, Karina kemudian bergabung dengan band High Tension. Suara Karina di band ini dinilai brutal namun seksi, hingga mendapat banyak sorotan dari publik Australia.
Dougy Mandagi (The Temper Trap)
Nama band The Temper Trap menjadi perbincangan ketika band ini berhasil mengisi soundtrack film sukses 500 Days of Summer. Di Indonesia band ini juga menjadi sorotan, ketika diketahui sang frontman adalah asli orang Indonesia.
Dia adalah Dougy Mandagi, meski sebelumnya dia sering dianggap sebagai orang Filipina, Hawai dan Mongolia, namun Dougy menegaskan jika dirinya adalah orang Indonesia. Dia lahir dan besar di Manado, hingga akhirnya pergi ke Australia. Bersama The Temper Trap, Dougy telah menciptakan 2 album, yaitu Condtions dan The Temper Trap.
Pada November 2010, The Temper Trap dinobatkan sebagai band terbaik di Australia. Serta, single Sweet Disposition dinobatkan sebagai lagu paling populer di Australia. Single ini juga meraih triple platinum di sana.
Keren Ann (Lady & Bird)
Keren Ann memiliki darah Indonesia yang berasal dari Ibunya. Keren sendiri banyak dikenal sebagai solois pop. Namun, selain bersolo karir, sejak 2003 dia membentuk duo Lady & Bird.
Di Lady & Bird, Keren berkolaborasi dengan komposer Bardi Johannsson. Hingga band ini berhasil menelurkan 3 album di bawah label EMI, yaitu Selftitled album, Lady & Bird Live in Your Living Room, dan La Ballade of Lady & Bird.
Irzan Raditya (Not Called Jinx)
Nama Irzan atau Ichan mungkin sudah tidak asing lagi bagi komunitas musik Jakarta. Pasalnya, Ichan sebelumnya adalah personel band pop punk No Talent. Hingga, akhirnya dia memutuskan untuk pindah ke Berlin, Jerman pada 2009.
Di Jerman, Ichan kemudian bergabung dengan band pop punk asal Berlin, yaitu Not Called Jinx. Kedatangannya membawa angin segar di band ini. Hingga akhirnya bisa melakukan tur bersama band-band besar seperti All Time Low dan The Audition ketika berada di Berlin. Ichan telah berkontribusi untuk 2 album Not Called Jinx, yaitu New Beginnings dan Phoenix Arising.
Jag dan Memby Jago (The Ghost of a Thousand)
Siapa sangka, Jag dan Memby Jago adalah sosok sukses di komunitas musik Inggris. Band mereka adalah The Ghost of a Thousand. Band ini telah berhasil membuktikan eksistensi mereka di tanah Inggris dengan berhasil mendapat penghargaan sebagai album terbaik ke 6 yang dinobatkan oleh Kerrang! Magazine.Band ini sering melakukan tur dengan band-band besar dunia, seperti Anti Flag, Alexisonfire dan Four Year Strong. Sejak tahun 2009 mereka di kontrak oleh perusahaan rekaman Epitaph Records.
Tidak hanya itu, Jag Jago adalah produser dan music enginer yang diperhitungkan di Inggris. Dengan menjadi bagian sukses untuk album-album dari The Maccabees dan Mastodon, hingga Your Demise.
Ayu Ratna (The A.I.U)
Ayu yang juga merupakan mantan vokalin Garasi ini adalah gadis kelahiran Magelang. Lepas dari Garasi pada tahun 2009, Ayu memutuskan untuk bersolo karir di jepang sebagai bentuk karir internasionalnya.
Untuk merilis mini album solonya ayu mebutuhkan waktu satu tahun, mini albumnya bertajuk “Grateful Passport” yang rilis pada 21 April 2010 di jepang dengan label indie Bug Music Inc. Setelah tampil dalam sebuah acara langsung di Jepang, salah seorang musisi Jepang yang bernama Sohichi yang juga merupakan mantan personil dari grup band Jepang The JETZEJOHNSON mengajak Ayu untuk membentuk sebuah band.
Gayung bersambut, pada tanggal 15 Oktober 2010, terbentuklah band THE A.I.U yang beranggotakan Aiu (vokal), Sohichi (Gitar), dan Jesse (Noise & Treatment). Sampai saat ini THE_AIU telah merilis sebuah mini album yang bertajuk “MINORITY” pada 21 September 2011. Salah satu Single Hits dari album MINORITY yakni “CPU” berhasil menembus 16 besar “TOKYO HOT 100”.
Jojo Draven (The Iron Maidens)
Wanita ini lahir dengan nama Josephine Soegijanty, kelahiran Surabaya, Jawa Timur. Kiprahnya di dunia internasional dimulai pada tahun 1996. Jojo bergabung dengan band Female Heavy Metal Phantom Blue sampe dengan tahun 2001, dan memakai namanya sendiri Josephine.
Pada bulan Juni 2001. Jojo bersama drummer Linda McDonald, vokalis Jenny Warren dan bassist Melanie Sisneros (yang sebelumnya dari band Raven Mad dan New Eden), juga gitaris Sara Marsh (mantan personel Bandit) membentuk band khusus tribute Iron Maiden yang bernama The Iron Maidens dengan nama panggung “Adriene Smith”.
Kiprahnya di kedua band ini menghasilkan award Rock City Awards for Best Female Guitarist sebanyak 3 kali. Kiprahnya di band tidak hanya berhenti di situ saja, tahun 2001 ia menyumbangkan permainan gitarnya dalam album tribute to Jason Becker “Warmth in The Wilderness” dalam track Baby’s on Fire. Sebagai catatan di album ini juga turut serta nama-nama besar seperti Ron Keel, Anders Johansson, Jeff Pilson, Paul Gilbert, Marty Friedman, Lars Eric Mattsson, Mathias IA Eklundh.
Tahun 2005, Jojo meninggalkan Maidens untuk berkarya di bidang Filmografi sebagai composser film score bersama suaminya Danny Draven. Diantara karyanya di film adalah Hell Asylum (film pertamanya tahun 2001), dan sejak saat itu dia berkarya dalam film independent yang berjudul Witches of the Caribbean, Ghost Month, dan masih banyak lagi.
Kaisa Jouhki (Battlelore )
Battlelore adalah sebuah band yang bersala dari Lappeenranta, Finlandia. Battlelore mencampurkan female vocal dengan vokal growl penyanyi pria seperti diibaratkan duet antara "beauty and the beast". Dikarenakan musik Battlelore itulah, band ini dicap oleh para pengamat musi dengan pandangan yang berbeda-beda ada yang mencap dengan labeli "metal epic" atau "Fantasy Metal".
Yang menarik ternyata sang vokalis wanita, Kaisa Jouhki adalah gadis kelahiran Sumatera. Ada yang menyebut dia bersala dari kota Medan. Yang jelas dia menulis nama Sumatra sebagai tempat kelahiranya.
Ki Agoes Muhammad Billie (Hundred Acre Wood)
Band asal Australia ini debut pada tahun 2010. Gitarisnya orang Indonesia Asli, yaitu Ki Agoes Muhammad Billie alias Billie. Billie lahir di Jakarta dan besar di Rawamangun. Ayahnya orang Palembang dan ibunya asli Purworedjo. Billie hijrah ke Australia setelah menikah dan mulai meniti karir di Negara kangguru tersebut.
Jeff Arwadi (Altera Enigma)
Pria yang lahir dengan nama Jefray Kurnia ini adalah seorang musisi , produser musik , dan desainer grafis asal dari Jakarta. Jeff kini tinggal di Calgary , Alberta , Kanada . Ia dikenal sebagai mantan gitaris , vokalis, dan produser rekaman untuk band beraliran progressive metal bernama Kekal . Jeff telah menjadi professional di bidangnya lebih dari satu dekade.
Pada tahun 2004, Jeff memutuskan pindah ke Kanada dan mendirikan sebuah band bernama Altera Enigma juga terlibat dalam berdirinya band-band seperti Armageddon Holocaust dan Inner Warfare. Sayangnya Jeff Memutuskan berhenti dari Altera Enigma pada tahun 2009.
Itulah 10 musisi Indonesia yang eksis sebagai personil band internasional. Semoga dapat menginspirasi ya!
0 comments: